Pemberontakan APRA di   Jawa  Barat Pada tahun 1950 M memiliki tujuan di Di bawah ini : DownloadLagu321

Pemberontakan APRA di Jawa Barat pada tahun 1950 ditujukan untuk

Pemberontakan APRA di Jawa  Barat pada tahun 1950 memiliki beberapa tujuan.   Banyak pihak menyebut   pemberontakan  itu sebagai  salah satu peristiwa paling berdarah di  provinsi  Jawa  Barat  . Saat itu, ada  pembunuhan   besar-besaran yang menyebabkan  banyak    korban.

Ada  banyak   jenis  serangan di masa lalu. Termasuk penyerangan  di Sulawesi.  Hingga tahun 1950,  pembantaian di provinsi Jawa Barat dilakukan.   Serangan itu dipimpin langsung oleh Kapten Westerling.   Ia  bersama  APRA (Angkatan War of the Fair Queen) bersama 800 orang  melakukan berbagai  macam tindakan kejam.

Pemberontakan keji APRA   di Jawa Barat

Serangan berdarah   terhadap  korban anggota APRIS dipimpin oleh  Piere Westerling.   Pada tahun  1950    serangan itu terjadi. Ini dilakukan tepat pada  bulan Januari pada tanggal 23.     Laporan mengatakan Westerling memiliki 500.000 tentara yang membentuk organisasi  rahasia.

Hal itu disampaikan langsung oleh JM Verburgh,   Direktur  Kepolisian dari Belanda.   Laporan telah diterima  yang menyatakan bahwa  organisasi rahasia itu bernama Ratu Adil Persatuan Indonesia.    Sementara itu, organisasi ini memiliki unit bersenjata.   Ini disebut   APRA.

Pemberontakan APRA di Jawa  Barat pada tahun 1950  memiliki  tujuan tertentu. Saat  didirikan, Westerling menghubungi  Panglima  Angkatan Darat  Belanda  bernama Buurman Van Vreeen.    Pertemuan itu diselenggarakan Westerling untuk membahas rencana pemberontakan di   pemerintahan  Presiden Sukarno.

Akhirnya, ketika, pada tahun  1950,  pada   tanggal 5   Juli , Piere Westerling  mengirim ultimatumnya ke RIS.   Intinya, ia meminta RIS menghormati negara-negara seperti Negara Pasundan.  Ia juga meminta  RIS mengakui bahwa APRA adalah  angkatan bersenjata dan bertugas sebagai  prajurit Pasundan.

Namun, ultimatum itu tampaknya tidak dijawab.  Pada akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan kudeta.   Westerling dan  para pengikutnya menembak dan membunuh angkatan bersenjata yang mereka temukan.   Beberapa pasukannya bersama Sersan Meijer diberangkatkan ke kota Jakarta untuk merebut Soekarno.

Pemberontakan APRA di   Jawa  Barat Pada tahun 1950 M memiliki tujuan di Di bawah ini

Pemberontakan   besar-besaran di provinsi Jawa Barat ini  dilakukan setelah kemerdekaan Indonesia.   Perlawanan terus berlanjut di berbagai tempat hingga suatu saat Indonesia benar-benar memperoleh kemerdekaan dengan tangannya sendiri.

Namun, jelas bahwa berbagai perselisihan atau masalah terjadi setelah kemerdekaan diumumkan.  Padahal,  Pemberontakan APRA  di Jawa Barat pada 1950 memiliki cukup banyak tujuan.

  1. Pertahankan RIS

Berbagai perundingan dilakukan  oleh  penjajah   Belanda  dan  NKRI dan  selalu pihak Indonesia  yang sering mengalami kerugian.   Misalnya,  ketika   negosiasi seperti Linggarjati dan Renville diadakan, ternyata  pihak Belanda  membantahnya.

Banyak pihak yang berbeda membimbing Republik Indonesia.   Namun,   ada juga yang ingin RIS dipertahankan.   Mereka adalah pendukung APRA.  Para pendukung  Amerika Serikat akhirnya dilumpuhkan oleh pihak APRA.

  1. Belanda ingin aman di Indonesia

Pemberontakan APRA di Jawa   Barat  pada tahun  1950 juga ditujukan untuk menjaga agar Belanda tetap bertahan dengan aman di Indonesia.   Keberadaan penjajah ini  di Indonesia seakan mendatangkan  keuntungan yang besar bagi  mereka.  Mereka menerima uang dari koloni untuk hidup.

Tentu saja, keuntungan diperoleh    pihak  Belanda  dari  berbagai  daerah.   Pemberontakan APRA   juga dilakukan sebagai jalan keluar untuk mempertahankan posisinya di Indonesia.

  1. Negara Pasundan dapat dilindungi

Negara Federal Pasundan sebenarnya adalah bagian dari RIS.  Lokasinya berada di provinsi Jawa Barat.  Belanda membuatnya untuk   mendukungnya dengan  mereka yang tidak berpihak pada Republik Indonesia. Hal ini dilakukan dengan  janji belaka kepada rakyat Indonesia.

  1. Penciptaan negara federal

Pemberontakan   APRA  di Jawa  Barat pada tahun  1950 ditujukan untuk mendirikan Negara Federal di negara tersebut.    Inilah tujuan  utama  berdirinya  APRA.   Ini dilakukan dengan membunuh berbagai pihak kunci untuk melancarkan  aksi.

  1. Lindungi pasukan Anda sendiri

Belanda juga ingin memiliki pasukan sendiri di Negaranya .  Hak  kebebasan untuk  memerintah wilayah tersebut.    Peserta APRA  adalah  prajurit yang tidak diterima di APRIS karena  kurangnya persyaratan. Sehingga, APRA akan dijadikan tentara utama di   Negara Bagian Pasundan.

Pemberontakan   brutal  APRA

Pemberontakan APRA di Jawa  Barat pada tahun 1950 memiliki tujuan yang sangat brutal.   Pemberontakan ini   meninggalkan luka yang sangat dalam. Bandung seperti kota   mati pada awal 1950-an.  Dini   hari  tepatnya tanggal 23 Januari 1950, pasukan bergerak ke berbagai pos di Kota Bandung.

Prajurit  itu  adalah pemimpin  Raymond Westerling, Ratu APRA.   Gerakan ini terus  dilakukan oleh pasukan APRA.   Mereka berjalan,  naik moor, jip, dan banyak lagi.  Para prajurit ini   akan memberontak terhadap warga sipil, menyita barang, dan melakukan berbagai  bentuk penyiksaan.

Warga Bandung  ketakutan.   Semua toko  tutup.   Semua penduduk berusaha menyelamatkan diri dari para pemberontak. Para  prajurit terus melucuti semua yang ditemui di jalan Cimindi menuju Cibereum.   Semua  Anggota APRIS yang mereka temukan terbunuh.

Staf yang siap untuk pergi ke pangkalan masing-masing juga tidak luput dari kekejaman mereka.   Westerling bersama   anak buahnya  tidak pernah mendapat kesempatan untuk menembak tentara  APRIS yang   saya temui.   Tidak hanya  ditembak   dengan cara ditembak,  tentara APRIS bahkan dicincang seperti binatang buas.

Aksi  kekerasan mereka  menewaskan sedikitnya 61  prajurit TNI.   Pemberontakan  APRA   di Jawa Barat pada tahun 1950 yang bertujuan menguntungkan pihak Belanda juga   membuat18 warga sipil tidak bersalah.   Faktanya, tidak ada anggota APRA yang menjadi korban.   Kejadian ini membuat Bandung terlihat seperti  kota mati.

Pengakuan APRA terhadap  peradilan merugikan

Kejadian yang  sangat  meresahkan di Bandung  juga  diakui  oleh APRA.   Kelompok ini mengaku melakukan  berbagai bentuk deportasi  tokoh  militer   untuk tokoh sipil di Bandung.

Padahal, Westerling justru menyasar beberapa tokoh penting di provinsi Jawa Barat itu.  Tokoh-tokoh   ini  termasuk  Kolonel  Sadikin, Letnan Soetoko sebagai  Wakil Kepala Staf Divisi  Siliwangi  , dan Mayor Mohamad Rivai sebagai Kepala     Departemen Informasi Militer Gubernur.   Militer IV  Jawa  Barat.

Empat  lainnya  adalah Letnan Kolonel  Sentot Iskandardinata,  Kolonel Lentan  , Dr. Errie Sudewo, Kepala Staf  Divisi Siliwangi, Sudjono yang merupakan  anggota parlemen negara bagian Pasundan tetapi mendukung RI,  dan Mayor CPM Roehan Roesli.   Rencana pembunuhan  itu dilakukan dengan menyuplai racun kepada 7 orang.

Tetapi upaya untuk membunuh orang dengan mencampurkan racun ke dalam minuman mereka tampaknya telah gagal n. Ini karena salah satu   anggota yang mengetahui tentang   rencana dari pihak APRA  sangat jahat.   Akhirnya, mereka berencana untuk melakukan  pemotretan langsung.   Namun, itu juga tidak berhasil karena mas-masing-masing target lolos.

Tindakan  APRA yang benar-benar keji  bisa menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Pada periode setelah  kemerdekaan, berbagai bentuk pemberontakan terjadi, menyebabkan Indonesia goyah.   Pemberontakan  APRA  di Jawa  Barat pada tahun 1950 ditujukan untuk  melemahkan Republik Indonesia dan menghancurkan pemerintahannya.

Read More :